Assalamualaikum Wr. Wb
Mengundang Antum Wa Antunna..Alumni dan Anggota Bastiling untuk menghadiri Musyawarah Anggota Yang InsyaAllah akan diadakan pada:
Hari SAbtu & Minggu ,
Tanggal 24-25 Desember
Tempat : Gedung POMA-FE Unej
NB : Mohon untuk konfirmasi kehadiran paling lambat Hari Jum'at
Informasi Lebih lanjut
Hubungi : Rony 08525 98 676 98
Laily Amah 085 258 026 250
Syukron Ya Akhi Wa Ukhti.,..
Wassalamualaikum Wr. Wb
Rabu, 21 Desember 2011
Rabu, 30 November 2011
Kamis, 12 Mei 2011
Diklat Akbar Ekonomi Islam
HAdirilah,,
Diklat Akbar Ekonomi Islam,Regional Jawa Timur.Dengan tema,,
"Ekonomi Islam sebagai problem solver menuju Indonesia yang lebih baik".yg akan dilaksanakan pada tgl 13-15 Mei 2011 di IAIN Sunan Ampel Surabaya Jl.A.Yani 117 SBY.
HTM.Rp 60.000,- FAsilitas : Penginapan,full materi, out bond,materi kit.
.Cp.08970626279 (farid)
Kajian Teh Anget Sabtu Pagi
Pengen dapt Ilmu..?????
dan dpat Camilan Gratis...????
Hadirilah kajian Teh anget sabtu pagi dengan tema "From Zero To Hero" kisah sukses pengusaha Foto copy SEP Jember, bersama Drs.Suwardi,M.P (Pemilik SEP Jember) di mushola FE UJ. Hari Sabtu, 14 Mei 2011 pkul 07:30-selesai..
jangan smpai ketinggalan ya,,,,,,
Cp.03319136237 (mustofa)
087757785185(yuni)
085736639216(zamroni)....
Selasa, 10 Mei 2011
Diklat Akbar Ekonomi Islam
HAdirilah,,
Diklat Akbar Ekonomi Islam,Regional Jawa Timur.Dengan tema,,
"Ekonomi Islam sebagai problem solver menuju Indonesia yang lebih baik".yg akan dilaksanakan pada tgl 13-15 Mei 2011 di IAIN Sunan Ampel Surabaya Jl.A.Yani 117 SBY.
HTM.Rp 60.000,- FAsilitas : Penginapan,full materi, out bond,materi kit.
.Cp.08970626279
Read more...
Jumat, 06 Mei 2011
Sharia Economics School
Assalamualaikum,
Kepada teman2 ikhwan dan akhwat smuanya,
Hadirilah Sharia Economics School (SES)/ Sekolah Ekonomi Syari"ah, yang dilaksanakan pada hari Sabtu,7 Mei 2011 pukul 07:30 Wib di Gedung Multimedia FE UJ, dengan pemateri DR.M.Fathorrazi, dan materi Ekonomi Makro Islam 2 (Kebijakan Moneter + Fiskal),
Semoga Allah SWT memudahkan kita dalam menimba ilmu yang bermanfaat dan barokah,Ekonomi Islam Jaya selalau,, Amin!!!
Syukron Katsiron,
Read more...
Jumat, 29 April 2011
Sharia Economics School
Assalamualaikum wr wb.
Syukur Alhamdulillah Sharia Economics School (SES) UKKI Bastiling telah berhasil dilaksanakan pada hari sabtu, 23 April 2011 yang diisi oleh pemateri handal dan berpengalaman, Doktor lulusan IAIN Surabaya bidang Syariah dan pernah juga mengajar di Universitas Indonesia selama 2 tahun, penulis buku-buku tentang ekonomi syari’ah yaitu Dr. Wadud,Lc, M.Ei. Dalam membawakan materi tentang “……” beliau sangat humoris dan kocak sehingga para peserta tidak jenuh dalam mendengarkan dan memahami materi-materi yang disampaikan, sehingga waktu sekitar 2,5 jam terasa begitu cepat berlalu.
Acara SES kali ini juga tidak hanya dihadiri oleh para mahasiswa dari Universitas Jember saja tetapi juga dari UIJ , dan UNMUH Jember yang juga sangat berminat sekali dengan acara SES yang diselenggarakan oleh UKKI BASTILING,,,
SES merupakan Program kerja bidang KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) BASTILING yang sudah sejak lama dilaksanakan, SES ini diadakan sebanyak 10 kali pertemuan dan pertemuan yang ke 11 akan diadakan kunjungan ke Bank Syari’ah di kota Jember dengan harapan para peserta SES tidak hanya memahami Ekonomi Syari’ah sebatas teori saja tetapi aplikasinya di lapangan juga tahu.
Dengan mengharap ridho ALLAH SWT semoga acara SES ini dapat terlaksana secara kontinyu dan dapat mencetak kader-kader muda penggerak ekonomi Rabbani di Indonesia, Amin,,,, Terima kasih
Wassalamualaikum wr wb.
Oleh : Agus Mahardiyanto (HUMAS)
Jumat, 22 April 2011
Earth Day is Hari Bumi
Earth Day atau hari bumi adalah hari yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran umat manusia pada planet bumi, tempat tinggal mereka. Tentunya tak sebatas menyadarkan, lebih dari itu, memberikan apresiasi pada planet hijau ini. 22 April adalah hari yang dipilih untuk hari bumi, bukan karena sehari setelah kelahiran Kartini :p , melainkan karena kesepakatan mereka yang peduli lingkungan di tahun 1970, dipelopori oleh senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson. Allah swt sudah mengingatkan manusia dalam Al-Qur’an Mulia: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Rum 41) Manusia diberikan amanah sebagai khalifah di muka bumi, untuk menjadi pemimpin di muka bumi. Semua kemanfaatan yang ada di bumi, digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran manusia. Manusia tak memedulikan cara apa yang digunakan untuk mengambil manfaat tersebut. Asal hasrat terpenuhi, alam rusak tak jadi masalah. Sungguh ironis kehidupan umat manusia, ketika tak lagi peduli dengan peringatan Allah swt dalam surat Rum di atas. Manusia akan merasakan akibat perbuatan mereka sendiri. Satu hari dalam 365 hari dalam setahun digunakan untuk merenungkan makna dari surat Rum ayat 41. Hari Bumi, dimanfaatkan untuk menggugah sisi ruhani dari manusia yang tak lagi mengacuhkan lingkungan tempat mereka hidup. Mari sejenak kita kembali merenungkan ayat Allah swt di atas. Allah swt tidak menciptakan sesuatu di muka bumi ini dengan sia-sia. Semua dapat digunakan, semua bermanfaat, semua ada peruntukannya. Namun tidak lantas dengan rakusnya kita melahap itu semua untuk kepuasan kita semata. Ada kewajiban yang harus dilakukan untuk mendapatkan hak. Ada upaya yang wajib manusia lakukan untuk bumi, ketika dia mendapatkan haknya dari bumi. Sungguh, penggalian bumi, pengeboman terumbu karang, pencemaran tanah, pencemaran air, bahkan menyebabkan hujan asam, merusak lapisan ozon, dan menyebabkan kenaikan suhu bumi, itu semua akan kembali kepada manusia. Bumi akan bereaksi atas aksi yang dilakukan manusia. Bumi akan memberikan pesan-pesan kepada penghuninya bahwa mereka telah berbuat kerusakan padanya. Pesan-pesan ini yang kemudian kita temukan sebagai global warming, banjir, tanah longsor, udara tak lagi sehat dan menyehatkan, air tak lagi murni, wisata laut yang berantakan, penyakit ispa, dan lain sebagainya. Dalam konteks kekinian dan kedisinian, banyak upaya yang bisa kita ambil contoh, misalnya menanam pohon, mengurangi polusi udara dengan naik transportasi massa, tidak merokok, tidak menebangi hutan dengan tanpa tanggung jawab., hemat listrik. Mari lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk bumi ini, agar kita tidak menjadi orang yang melalaikan Al-Qur’an. Wallahu a’lam bi shawab
Jangan Lewatkan Hari Tanpa Muhasabah
Hidayatullah.com--SEDARI kita mencapai usia akil baligh hingga sisa nafas hari ini sudahkah pikiran terbetik bahwa kita memiliki hutang kepada Allah SAWT yang tak terbayar? Pernakah di sela-sela waktu kosong dan senggang kita berfikir, “sudah berapa dosa yang telah aku perbuat sejak lahir hingga sekarang?”
Setidaknya, pernahkah ketika hari menjelang malam, ketika kita akan menutup mata di pembaringan untuk istirahat, kita mengingat-ingat amalan buruk kita selama sehari ini? “Apa tindakan buruk hari ini? Siapa yang aku sakiti hari ini? Dan apa kira-kira dosaku hari ini?”
Ataukah jangan-jangan, kita termasuk orang yang merasa cukup dengan pengabdian dan amal yang kita lakukan?
Coba bandingkan diri kita dengan Rasulullah SAW, sosol yang sudah jelas-jelas dijamin syurga dan kehidupan akhiratnya oleh Allah. Beliau masuk melakukan introspeksi diri sehari dengan memohon ampunan selama seratus kali (HR. Muslim). Dalam riwayat Imam Bukhari disebut tujuh puluh kali.
Istighfar dan muhasabah Rasulullah SAW seperti tersebut merupkan sikap syukur kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat yang diberikan sekaligus sebagai contoh untuk umatnya. Nabi SAW adalah pribadi yang ma’shum bebas dari dosa. Meski begitu menurut sebagian ulama’, disamping sebagai uswah, istighfarnya adalah untuk perkara-perakara yang mubah dilakukan Rasulullah SAW, bukan untuk kesalahannya. Maka, kita mestinya lebih banyak lagi melakukan penyadaran diri ini. Karena kita manusia yang tidak ma’shum, tidak memiliki jaminan di akhirat kelak.
Jika kita yang manusia biasa, tidak sekalipun bermuhasabah dalam sehari, maka kita sesungguhnya dalam keadaan ’tidur’. Tidak melihat sedang dimana kita, siapa kita dan akan kemana nantinya diri ini. Atau kita adalah orang sombong, sehingga tidak perlu bermuhasah.
Umar bin Khattab r.a pernah berkata: ”Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang dan berhiaslah kalian untuk menghadapi hari penampakan yang agung.”
Melakukan muhasabah dalah bertujuan untuk mengetahui berbagai kelemahan, kekurangan, dosa dan kesalahan yang ia lakukan. Sehingga, hal tersebut menjadi evaluasi yang menjadi pendorong menjadi lebih baik lagi.
Akan tetapi tujuan tertinggi dari hal tersebut adalah menjadi mu’min sejati yang diridlai-Nya. Cita-cita menjadi mu’min sejati dapat digapai dengan proses penyadaran diri yang disebut muhasabah. Dalam proses ini ada hal-hal yang perlu diperhatikan.
Proses Penyadaran Diri
Menjadi lebih baik itu dengan penyadaran diri. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan, ada empat aspek yang dilalui dalam proses penyadaran diri ini. Yaitu, al-yaqdzah, al-’azm, al-fikrah dan al-bashirah. Empat rangkaina inilah yang mesti menjadi unsur muhasabah.
Yang pertama al-yaqdzah, yaitu perasaan hati berupa penyesalan setelah ia bangun dari ’tidur’. Ini merupakan proses awal untuk membenahi perilaku yang telah dikerjakan. Yang ditekankan di sini adalah pengakuan bahwa dirinya hamba Allah SWT yang butuh pentunjuk-Nya karena telah berbuat dosa. Jika telah sadar, maka dia mesti punya tekad bulat.
Kedua al-’azm, yaitu niat kuat untuk melakukan perbaikan. Karena tekadnya telah bulat, maka segala hambatan dan rintangan siap dihadapi. Sebab dalam proses perbaikan, bisa dipastikan seseorang mengalami cobaan. Maka dia harus memiliki seorang penuntun yang dapat menghantarkan kepada tujuan. Makin kuat kesadaran, maka makit kuat pula niatnya.
Ketiga, al-fikrah, yaitu fokus pada tujuan perbaikan. Hati hanya tertuju kepada sesuatu yang hendak dicari. Sekalipun dia belum memiliki gambaran jalan yang menghantarkan ke sana. Selama proses ini, seseorang tidak memikirkan yang lain dari muhasabahnya kecuali menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin yang diridlai Allah SWT. Jika konsentrasi muhasabahnya masih diliputi tendensi-tendesi diluar kepentingan perbaikan diri, maka pasti pikiran lebih condong kepada tendensi-tendensi tersebut.
Keempat, al-bashirah yaitu semacam cahaya dalam hati untuk melihat janji dan ancaman, surga dan neraka. Fase ini tidak dimiliki jika pada fase sebelumnya dia tidak serius membersihkan dosa. Menyucikan jiwa dari kotoran hati. Sehingga ia memiliki pandangan jauh ke depan, segala sesuatunya dipertimbangan berdasarkan tujuan final hidup ini.
Seperti firman Allah SWT: ”Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari kiamat.” (QS. Al-Hasyr: 18).
Pilar Muhasabah
Berkenanaan dengan itu, sesungguhnya muhasabah itu dilakukan terus menerus. Ia bagian dari pertaubatan diri. Sehinggi dibutuhkan konsistensi dan keteguhan. Sebab jalan itu licin, banyak duri dan penuh cobaan.
Maka perlu ada penopang untuk meneguhkan konsistensi muhasabah. Abu Isma’il dalam Manazilu al-Sa’irin seperti dikutip Ibn Qayyim al-Jauziyyah dalam Madariku al-Salikin mengatakan ada tiga pilar yang menopang muhasabah yang perlu kita kerjakan setiap kita melakukan instrospeksi;
Pertama, Menimbang antara nikmat Allah dan kemaksiatan kita. Saat muhasabah kita akan mengetahui ketimpangan antara keduanya. Bahwa ternyata kejahatan yang kita lakukan jauh lebih banyak dibanding karunia nikmat Allah yang kita peroleh.
Dengan membandingkan itu kita bisa mengetahui mana yang lebih banyak dan mana yang dominan di antara keduanya. Untuk bisa melakukan perbandingan dengan baik, kita mesti mengetahui antara apa itu nikmat Allah, ujian dan kemaksiatan. Selain itu jauhilah buruk sangka.
Kedua, membedakan antara bagian kita dan kewajiban. Banyak orang mencampur adukkan antara kewajiban dan haknya. Bagian kita adalah perkara-pekara mubah menurut ketetapan syari’ah. Terkadang kita terbalik memperlakukannya.
Ketiga, tidak buru-buru puas terhadap ketaatan yang dilakukan. Sesungguhnya jika kita puas terhadap setiap ibadah yang kita lakukan makan itu akan menjadi beban dosa. Kita akan menjadi takabur dan ujub. Justru, para ulama salaf al-shalih kita memperbanyak istighfar setiap selesai mengerjakan berbagai macam ketaatan. Sebab mereka merasa sangat kekurangan memenui hak-hak Allah.
Setiap orang kelak pada hari akhir akan datang menghadap Allah SWT untuk mempertanggung jawabkan amal perbuatan. Maka hal yang paling depan untuk kita muhasabahi adalah aspek ibadah. Karena ibadah merupakan tujuan utama diciptakannya manusia di muka bumi ini.
Jika kita telah melewati proses penyadaran diri seperti tersebut di atas kemudian dikuatkan dengan pilar-pilarnya, maka berarti kita telah memasuki pintu taubat dengan serius. Taubat merupakan langkah kembalinya hamba kepada Allah SWT dan meninggalkan jalan orang-orang yang mendapat murka dan sesat. Kita tidak bisa memperolehnya kecuali dengan hidayah Allah SWT. Sedangkan hidayah-Nya tidak bisa kita peroleh kecuali dengan memohon pertolongan-Nya secara terus-menerus. Karena begitu urgensinya dan tidak mudahnya untuk konsisten di jalan al-shirath al-mustaqim, maka kita mestinya setiap hari melakukan muhasabah, jika kita bercita-cita menjadi mu’min sejati.*/Kholili Hasib
sumer: http://www.hidayatullah.com/read/16379/14/04/2011/jangan-lewatkan-hari-tanpa-muhasabah.html Read more...Selasa, 19 April 2011
Sekolah Ekonomi Syari'ah
Hadirilah Sekolah Ekonomi Syari'ah pada hari Sabtu Tgl 23 April 2011 Di Ruang 12 dengan materi "Ekonomi Mikro Islam" yang akan disampaikan oleh Ust. Abdul Wadud Nafish (Dosen STAIN Jember). Insya Allah bermanfaat
Read more...Enam Kiat Merajut Benang Ukhuwah
PERJUANGAN Islam tidak akan tegak tanpa adanya ukhuwah islamiyah, begitu istilah yang sering kita dengar. Sayangnya, menjadikan persaudaraan dalam Islam dan iman sebagai dasar bagi aktifitas perjuangan untuk menegakkan agama Allah di muka bumi bukan sesuatu yang mudah, seolah membalik telapak tangan. Oleh karena itu untuk mencapai nikmatnya ukhuwah, perlu kita ketahui beberapa proses terbentuknya. Dr. Abdul Halim Mahmud dalam bukunya "Merajut Benang Ukhuwah Islamiyah" merinci satu persatu permasalahan itu, sebagai berikut: Ta'aruf Kata ta'aruf berarti saling mengenal. Hendaknya seorang Muslim mengenal saudaranya yang seiman, menyangkut nama, nasabnya dan status sosialnya. Di samping itu, kenalilah juga apa yang disukai dan yang tidak disukainya. Mengenal secara baik karakteristik saudara kita, akan menjadi kunci pembuka hati persaudaraan. Banyak orang bersahabat pecah karena di antara mereka tidak mengenal apa-apa yang disukai dan apa-apa yang tidak disukai. Sering seseorang berkata, melakukan tindakan yang dinilainya sudah benar, padahal hal itu justru menyakiti hati saudaranya. Itulah fungsi ta’aruf. Ta'aluf Ta'aluf adalah menyatunya seorang Muslim dengan saudaranya sesama Muslim. Bahwa semangat bersatu kepada saudara seiman dan seakidah hendaknya menjadi jiwa Muslim. Rasulullah bersabda,"Orang mukmin itu mudah disatukan. Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa menyatu dan tidak bisa mempersatukan." (HR.Imam Ahmad Tafahum adalah sikap saling memahami antara seorang Muslim dengan saudaranya sesama Muslim. Dengan menciptakan kesepahaman dalam prinsip-prinsip pokok ajaran Islam (ushuluddin), lalu hal-hal yang berkaitan dengan masalah cabang (furu'iyyah). Kita sering bertengkar pada urusan furu’ (hal cabang), padahal pada urusan lebih penting, yang pokok-pokok sudah sama. Bahkan untuk urusan yang furu’ ini energi kita tiada habis-habisnya saling bantah-menbantah. Kita diperingatkan oleh Allah SWT agat tidak saling berbantah-bantahan. "Tatalah kepada Allah dan Rasul-Nya serta janganlah berbantah-bantahan yang akan mengakiibatkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian." (QS.Al-Anfal:46) Ri'ayah dan Tafaqud Ia adalah sikap respek seorang Muslim dengan yang lainnya. Bila saudaranya membutuhkan bantuan, maka tanpa dimintanya segera bergegas memberikan bantuannya sesuai dengan kemampuannya. Termasuk dalam pengertian ri'ayah dan tafaqud adalah menutupi aibnya, serta berusaha menghilangkan rasa cemasnya. Nah, yang ada di sekitar kita justru sebaliknya. Di media sering kita perhatikan, banyak orang justru membuka aib saudaranya, padahal Islam memerintahkan kita menutupinya. Hal-hal seperti ini juga akan menjadi luka dan melukai perasaan yang lain. Akibatnya, di antara mereka menjauhi kita yang berakibat hubungan menjadi tidak dekat dan kurang harmonis. Ta'awun Ta'awun berarti saling membantu. Allah SWT memerintahkan kita untuk saling membantu melaksanakan kebaikan (al-birr), dan meninggalkan kemunkaran (at-taqwa). Dengan ber-ta'awun yakni memberi petunjuk kepada saorang Muslim untuk mendapatkan ridha Allah, serta melakukan amal sholeh lebih berharga dari pada memperoleh suatu yang sangat istimewa. Adalah kisah yang patut jadi contoh kita semua. Ketika media ini menulis hubungan Jamaah Tabligh (JT) dan Salafi terjadi di Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan Jawa Timur. Di pesantren basis Jamaah Tabligh ini, Salafi dan JT dan Salafi justru tampak ‘mesra’ dan menjalin hubungan bisnis yang baik. “Dalam hal kejujuran, teman-teman Salafi bisa dipercaya,” kata Ustadz Ubaidillah Ahror, salah seorang putra pendiri Temboro yang akrab dipanggil Gus Ubeid kepada hidayatullah.com. Sungguh indah jika umat Islam bisa berbisni dan memberikan kesempatan peluang usaha pada teman/saudara seiman yang paling dekat dibanding memberikan peluang itu kepada orang lain yang tidak seiman meski andaikata untuk membeli di orang lain lebih murah harganya. Alangkah indah jika semuah ormas Islam atau harakah Islam bisa bersikap seperti ini. Mereka lebih suka berhubungan dengan saudaranya sendiri, dibanding orang lain.Itulah semangat ukhuwah. Rasulullah Saw bersabda, "Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwah yang kau sampaikan kepadanya, sungguh hal itu lebih baik bagimu daripada unta merah.." (HR.Abu Dawud) Tanashur Langkah ukhuwah yang terakhir ini adalah sejenis dengan ta'awun.Hanya pengertian tanashur lebih mendalam dan lebih luas lagi, bahkan di sana menggambarkan semangat cinta dan loyalitas. Tanashur memiliki makna: -Tidak menjerumuskan saudaranya kepada sesuatu yang buruk Dalam sebua hadits disebutkan, ada sebanyak 7 golongan yang mendapatkan perlindunganNya dihari kiamat. Semoga kita termasuk dari bagian yang dijanjikan itu, dan bisa menjadi sosok yang mencintai saudaranya karena Allah dan karena iman. */Tamrin
Yang banyak terjadi adalah sebaliknya. Perpecahan di kalangan umat yang disebabkan pada hal-hal tidak subtansial.
Tafahum
-Mencegah sudaranya agar tidak tergelincir dalam tindak dosa dan kejahatan
-Menolongnya menghadapi setiap orang yang menghalanginya dari jalan kebenaran, hidayah dan dakwah.
-Membrikan pertolongan kepada orang yang dizhalimi maupun yang menzhalimi (mencegah perbuatan zhalim) tersebut.
Jika kunci-kunci itu bisa kita laksanakan, maka kita akan mendapatkan apa yang pernah dijanjikan Allah atas semua hal itu.
"Di antara yang kelompok itu adalah dua orang yang menjalin cinta karena Allah,berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah juga." (HR. Ibnu Hibban dari Anas ra.).
Red: Cholis Akbar
Pasukan Zionis Lindungi Kaum Yahudi Lecehkan Masjid Al-Aqsha
Kaum Zionis yahudi pada hari Senin kemarin (18/4) menyerbu masuk Masjid Al-Aqsha di bawah perlindungan tentara pendudukan Zionis.
Saksi mata mengatakan dari dalam Masjid Al-Aqsha: "Tentara Israel mengizinkan Yahudi dalam jumlah besar untuk masuk ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsha, sementara tentara Zionis memberlakukan larangan ketat terhadap jamaah umat Islam masuk dan beribadah di dalamnya."
Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa ribuan Zionis yahudi berbondong-bondong ke kota Yerusalem, di mana mereka melakukan acara pesta seks di jalan-jalan dan pasar dari Kota Tua Yerusalem.
Sumber menunjukkan bahwa praktek-praktek amoral seperti terjadi selama kaum Yahudi melakukan perayaan ritual keagamaan mereka yang disebut Paskah Talmud.
Militer Zionis Israel telah menjadikan Yerusalem menjadi seperti barak militer, di mana mereka tersebar di jalan-jalan dan lorong-lorong kota yang telah diisolasi dari Tepi Barat, dan menutup akses masuk ke kota Yerusalem bagi umat Islam.(fq/imo)
Asiya Abdul Zahir, Perempuan Budha yang Memilih Jalan Islam
Setelah memeluk agama Islam, namanya menjadi Asiya Abdul Zahir. Kedua orangtuanya adalah pemeluk agama Budha, tapi ia lebih merasa sebagai seorang Kristiani karena ia sekolah di sekolah Kristen dan berada di lingkungan umat Kristiani.
"Saya selalu meyakini keberadaan satu-satunya Sang Pencipta, dimana semua yang ada sangat bergantung pada Sang Pencipta. Sejak usia 13 tahun, pada Sang Pencipta tunggal inilah, setiap hari saya berdoa dan memohon petunjuk," kata Asiya menceritakan kehidupannya sebelum masuk Islam.
"Sayang, saat itu pengetahuan saya tentang Islam masih minim. Saya memandang Islam sebagai agama yang aneh, hanya untuk segelintir bangsa-bangsa yang masih terbelakang, yang kebanyakan berada di Timur Tengah, agama yang membatasi
Asiya yang ketika itu belum mengenal Islam lebih dalam, menganggap Islam merendahkan kaum perempuan, perempuan dalam Islam diperlakukan sebagai budak, mengalami kekerasan fisik dan dipaksa untuk bersaing diantara empat perempuan untuk merebut kasih sayang suami (poligami) dan suami bisa melakukan apa saja terhadap istri-istrinya.
Asiya mengakui bahwa penilaiannya itu berdasarkan apa yang sering ia dengar saja dan beberapa program dokumenter yang pernah ia saksikan di televisi. Pandangannya mulai berubah ketika ia kuliah di perguruan tinggi dan berinteraksi dengan beberapa mahasiswa muslim dari berbagai latar belakang.
"Aneh, bahkan saya merasakan diri saya aneh, saya tertarik dengan mereka dan penasaran ingin mempelajari dan memahami agama mereka lebih jauh."
"Saya perhatikan mereka sangat bahagia, saya terkesan dengan keterbukaan dan kehangatan mereka pada saya dan pada orang lain. Tapi yang lebih penting, saya terkesan dengan kebanggaan dan rasa memiliki terhadap agama yang selama ini selalu dikonotasikan dengan hal-hal negatif," tutur Aisya.
Sedikit demi sedikit, ia merasa kagum pada Islam, dan melalui proses edukasi, ia penghormatanya terhadap agama Islam bertambah besar, bahkan jika dibandingkan dengan penghormatan terhadap agama Kristen yang selama ini ia kenal.
Asiya terkesima ketika menyadari kesalahan tentang pandangannya selama ini terhadap Islam, terutama panilaiannya yang salah tentang posisi perempuan dalam Islam. "Saya menyadari realita tentang
"Makin banyak literatur, tanda-tanda dan bukti yang diungkapkan pada saya, daya intelektualitas saya makin terstimulasi dan jiwa saya, merasakan kehangatan. Saya ingin tahu semuanya tentang Islam dan saya sudah merasakan persaudaraan dan rasa memiliki diantara orang-orang Islam," tukasnya.
Asiya mengungkapkan, yang paling membuatnya terkesan pada Islam adalah, Islam adalah agama yang praktis dan bagaimana Islam memberikan mengatur kehidupan semua makhluk hidup. "Dan atas karunia Allah, saya akhirnya memahami kesalahan konsep teologi agama Kristen dan konsep yang sebelumnya saya terima tanpa pertanyaan," tambah Asiya.
Klimaks dari itu semua terjadi pada 4 Agustus 1994. Di hadapan 20 saksi, Asiya mengucapkan dua kalimat syahadat dan secara resmi menjadi seorang muslim.
"Saya tidak akan pernah melupakan hari penuh rahmat itu, dan bagaimana hidup saya berubah drastis hanya dalam waktu satu tahun. Saya sering ditanya, bagaimana rasanya menjadi mualaf dan kesulitan apa yang saya hadapi. Meski saya tidak mau membicarakan masalah ini, saya tetap memberikan contoh apa saja kesulitan yang saya alami," ujar Asiya.
Ia mengakui beratnya tantangan saat ia menjalani puasa saat Ramadan pertamanya. Belum lagi sikap keluarganya yang belum bisa menerima keislaman Asiya. Asiya sering menerima umpatan kasar bahkan ancaman dari keluarganya. Dalam berbagai kesempatan, Asiya juga mengalami teror, kamarnya diacak-acak, buku-bukunya banyak yang hilang secara misterius dan pesan-pesan sms berisi fitnah terhadapnya, yang dikirim ke teman-teman dan orangtua teman-teman Asiya.
"Jika saya ingin membaca, atau bicara di telepon, semuanya dilakukan dengan cara diam-diam. Begitu pula jika saya ingin pergi ke masjid atau tempat-tempat yang menggelar acara keislaman. Saya baru salat jika sudah memastikan tidak ada orang di sekitar saya, dan saya juga tidak bisa mengekspresikan kegembiraan saya saat Ramadan tiba, dan tidak berbagi kebahagiaan melihat teman-teman muslim yang sudah mengenakan jilbab," tutur Asiya.
Tapi Asiya tidak menganggap semua itu sebagai penderitaan hidupnya, karena setelah memeluk Islam, Asiya merasakan kepuasan dan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. (ln/rhm)
Jumat, 11 Februari 2011
Pengumuman Muker
Diberitahukan kepada seluruh pengurus Bastiling periode 2011 bahwa tanggal 19 Februari 2011 akan diadakan Musyawarah Kerja di Mushola FE pukul 08.00 WIB. Mohon kehadiran semua pengurus. Jzk
Read more...